Minggu, 24 Juli 2011

Tehnik Olah Vokal Dalam Bersiaran

A. Intonasi

Intonasi pada umumnya sebagai lagu atau irama bicara.
Intonasi adalah elemen penting untuk mengatasi permasalahan :
Monotonitas
Bayangkan kalau anda mendengar penyiar berita dengan irama yang sangat datar tidak bergelombang riak naik turun, pasti hasilnya sangat membosankan pendengar. Dan kalau sudah begini akan terjadi dua kemungkinan. Pertama gelombang radio akan dipindah keradio lain atau yang kedua radio akan dimatikan.


Membangun Gairah
Apa yang bisa diharapkan dari siaran radio dan penyiarnya, kalau suasana yang diciptakan sama sekali tidak membangun kegairahan dan dinamika. Tanpa intonasi penyiar akan dikesankan loyo, tidak bersemangat dan tidak memiliki komitmen yang kuat. Sehingga pesan yang disampaikan lewat radio juga tidak akan ditanggapi pendengar dengan bergairah pula.
Dalam Intonasi dikenal dengan 2 macam pola :
Intonasi Komunikasi
Yaitu teknik intonasi yang lebih mengesankan suasana bicara antar personal. Fluktuasi irama bicara tetap memperhatikan gerakan naik dan turun, tetapi cenderung tidak terlalu curam. Sehingga suasana bincang-bincang tetap terasa dalam pendekatan dinamis. Penggunaannya ketika penyiar hendak berdialog dengan pendengar dalam konteks obrolan biasa atau berkesan seperti sedang bercerita.
Intonasi Presentasi
Dibandingkan dengan intonasi komunikasi, maka pada Intonasi Presentasi Fluktuasi irama bicara naik turun dengan semangat tajam. Dinamikanya juga jauh lebih tinggi. Penggunaannya apabila penyiar hendak melakukan presentasi sebagaimana layaknya dalam suasana iklan. Karena itu intonasi ini dipakai biasanya untuk mengetengahkan nama acara, judul lagu, album atau memperkenalkan nama radionya. Penggunaan intonasi ini lebih cenderung seperti gaya bicara Master of Ceremony (MC).
B. Aksentuasi
Untuk memperoleh kesan yang lebih impresif sekaligus mendukung keberhasilan bicara pada pendengar, maka salah satu elemen penting lainnya adalah aksentuasi. Aksentuasi merupakan penekanan yang diberikan kepada kata tertentu pada waktu penyiar sedang berbicara.
Fungsi aksentuasi adalah untuk menonjolkan kata-kata tertentu, karena dianggap penting dan diharapkan pendengar memberikan perhatian yang lebih khusus pada kata tersebut. Penggunaan Aksentuasi umumnya membuat kecepatan bicara penyiar menjadi lebih lambat pada kata tersebut, karena pengucapan kata tersebut sedang ditekan. Prinsipnya selain fluktuasi intonasi pada kata-kata diaksen tersebut sangat curam, kecepatan bicarapun diperlambat, lebih lambat dari kata dan kalimat yang tidak diaksen.
Sebagai gambaran, kalau kita membaca media cetak, maka aksentuasi pada tulisan di media cetak tersebut adalah kata-kata yang dicetak dalam huruf tebal atau berhuruf miring atau bisa juga diberi garis bawah. Yang intinya hendak menonjolkan kata-kata tertentu.
C. Kecepatan (Speed)
Kecepatan dalam berbicara akan memberi kesan tertentu pada penyiar. Terutama kesan apakah penyiar tersebut sedang malas, tidak bersemangat atau sebaliknya. Namun yang perlu diperhatikan, kecepatan bicara tidak menyebabkan penyiar itu terkesan dinamis atau monoton. Karena dinamika dan monotonitas disebabkan lebih banyak oleh intonasi. Sedangkan kecepatan bicara merupakan factor pelengkap yang akan memperkuat intonasi.
Tadinya ada penyiar yang berfikir, semakin cepat dia bicara berarti semakin terhindar dia dari kemungkinan monoton. Padahal kalau dia bicara dengan cepat tapi intonasi yang datar dan tidak berfluktuasi hasilnya tetap saja monoton.
Karena itu kecepatan berbicara lebih dekat pada factor kenyamanan yang mendengar dengan berkesimpulan penyiar tersebut sedang bersemangat atau loyo. Secara ideal menurut penelitian untuk bahasa Indonesia, kecepatan bicara akan cenderung normal apabila dalam satu menit bicara terkandung sekitar 120 – 140 kata permenit. Apabila dalam satu menit bicara jumlah kata yang terucap dibawah 120 kata, maka kecepatan penyiar dikategorikan lambat. Apabila jumlah kata yang terucap lebih dari 140 kata permenit, maka kecepatan penyiar tersebut dikategorikan terlalu cepat.
D. Artikulasi
Artikulasi berhubungan erat dengan masalah kejelasan makna komunikasi. Maksud dari artikulasi adalah kejelasan ucapan huruf perhuruf maupun kata-perkata. Kejelasan artikulasi ini sangat penting, karena apa artinya keunggulan di elemen-elemen lainnya kalau pendengar tidak bisa menangkap dengan jelas kata-kata yang diucapkan penyiar.
Kerugian yang bisa ditimbulkan akibat artikulasi yang tidak jelas adalah :
  • Kesalahan makna pada pendengar
  • Kerancuan maksud
  • Ketidak jelasan komunikasi
  • Kegagalan pencapaian hasil komunikasi
  • Ketidak sukaan pendengar pada penyiar bersangkutan

Harap diperhatikan betul masalah artikulasi ini, karena karakter radio yang hanya selintas itu sangat memungkinkan pendengar gagal menangkap apa yang dimaksud oleh penyiar.

Tidak ada komentar: