Kamis, 11 Agustus 2011

Radio someone still love you

"We hardly need you use our ears.." Ini adalah salah satu bagian dari lirik lagu Radio Ga Ga dari kelompok Queen yang menceritakan betapa radio siaran mulai dikalahkan oleh media visual. Kita nyaris tak perlu menggunakan telinga lagi, ledek Queen, dan ini seolah dibenarkan oleh The Buggles dalam Video Killed The Radio Star yang liriknya antara lain berbunyi "Pictures came and broke your heart, put the blame on VTR."

Tapi kembali mengutip Queen, "Radio someone still love you" masih ada yang mencintai radio karena banyak kelebihan yang tidak bisa digantikan oleh media lainnya.
 Ada berapa lagu tentang radio yang populer? Setidaknya empat yang aku tahu: Radio Gaga (Queen), Radio (The Corrs), Radio Saves My Life Tonight (Bon Jovi), dan Radio (Robbie Williams). Ada berapa lagu yang dipopulerkan radio? Tak terhitung, atau kalau diperlukan suatu angka, akan kukatakan saja angka 100%. Berapa umur suatu lagu di radio? Mungkin dalam ukuran minggu suatu lagu akan berotasi kencang di radio, sebelum akhirnya digantikan dengan lagu yang lain. Berapa sudah umur radio? Panjang, ukurannya tahunan. Meski belum setua umur musik, umur radio sudah panjang. Radio pertama siaran tahun 1906, kata situs ini.

Ketika televisi lahir, ada yang meramalkan umur radio akan segera mati. Sama seperti ketika internet hadir, dikatakan koran akan segera mati. Akan tetapi hal itu tidak terjadi. Radio terus berjaya, seperti slogan RRI sekali di udara tetap di udara (Bayangkan jika slogan ini dipakai oleh maskapai penerbangan). Mengapa? Sifat radio yang portable dan bisa didengarkan sambil melakukan perkerjaan lain. Itu mungkin yang menjadi daya tarik utama radio. Kita mungkin akan sulit mengemudi, belajar, bekerja atau memasak sambil nonton televisi. Bahkan sifat interaktif radio pun masih tetap bisa dinikmati sambil bekerja. Kita masih bisa memasak dan menelpon ke stasiun radio untuk sekedar kirim-kirim lagu, mengikuti kuisnya atau mengeluarkan pendapat dalam talk show interaktif.

Akan tetapi ada satu hal dari radio yang akan tetap khas:
radio menyisakan satu misteri tentang penyiarnya. Karena kita hanya mendengarkan suaranya, maka ada satu ruang yang disediakan untuk kita mengkhayalkan bagaimana sebenarnya penyiar tersebut. Dengan hanya menggunakan medium suara, maka semua imajinasi tentang bagaimana rupa dan sifat asli penyiarnya menjadi milik kita seutuhnya. Berbeda dengan penyiar berita televisi, ruangan imajinasi yang kadang tersisa adalah apakah penyiar itu menggunakan rok atau celana panjang. Atau kamu membayangkan penyiar televisi memakai celana pendek? Sisanya sudah tidak ada lagi.

Misteri yang tersisa, diisi dengan imajinasi, terserah sesuai keinginan dan daya khayal masing-masing, sehingga menciptakan keindahan sesuai dengan keinginan masing-masing. Hal yang sama mungkin bisa didapatkan dari foto hitam putih, dimana warna-warna yang mengganggu ekspresi dihilangkan, sehingga ekspresi atau suasana menjadi lebih terekam. Khayalan tentang warna menjadi bagian yang disisakan untuk diinterpretasikan tersendiri oleh yang melihatnya. Satu contoh lain adalah foto erotis. Nilai erotisnya berkurang setelah semua ditanggalkan dan ditampilkan. Tidak adalagi yang tersembunyi dan ruang untuk penasaran dan berkhayal telah hilang.

Jika diterapkan ke hubungan interpersonal, ketertarikan juga akan lebih besar saat masih ada misteri yang disisakan untuk memancing rasa ingin tahu dan ingin mengenal lebih dalam. Misteri, bagian yang tersembunyi, rahasia kecil dan kejutan-kejutan tak terduga dari manusia memang selalu menarik. Tak heran jika selebritis selalu dikorek-korek kehidupannya, karena semua yang tertutup biasanya lebih memancing keingintahuan daripada yang terbuka.

So, masih adakah bagian dari dirimu yang masih menjadi misteri untuk dikhayalkan? *


Tidak ada komentar: