Sabtu, 20 Agustus 2011

Wartawan Radio … mana mik nya ????

Pertanyaan di atas pastinya sudah awam buat wartawan radio yang meliput acara jumpa pers, seminar atau kegiatan semacamnya. Alasannya pasti sudah jelas. Namanya radio tentu memerlukan rekaman suara. Maka jangan heran kalau dalam berbagai acara anda melihat ada orang mengerumuni loudspeaker atau spiker sambil menodongkan alat rekam. Itu praktek yang sudah awam, bukan cuma buat radio, tapi juga televisi dan cetak. Kualitas suara pun relatif bagus.

Ya sebenarnya ada cara paling gampang, yakni dengan meletakkan alat rekam di depan pembicara. Tapi kendalanya banyak. Pertama, belum tentu mikrofon kita bisa menangkap ucapan pembicara dengan jelas, apalagi kalau mikrofon di alat rekam kita kurang sensitif. Terlebih lagi kalau pembicaranya lebih dari satu orang. Tentu repot urusannya memindah-mindahkan alat rekam kesana kemari. Kedua, kita tidak bisa mengontrol kalau kalau alat rekam tiba-tiba mati, atau tapenya habis. Pada akhirnya, jalan paling mudah tinggal todong alat rekam ke spiker. Beres!


Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan kalau menggunakan teknik ini. Pertama, jangan terlalu dekat karena suaranya seringkali pecah. Kedua, jangan terlalu jauh juga karena seringkali hasil rekamannya akan bergema. Ketiga....
matikan handphone karena seringkali sinyal GSM mengganggu alat rekam. Ke empat, sebisa mungkin gunakan headphone agar anda bisa mengontrol kualitas suara. 


Seorang kawan juga menambahkan saran berikut ini: Jauhi wartawan radio xxx (maaf saya tak sebut nama radionya, tak etis..). Awalnya saya pikir dia iseng, tapi ternyata seringkali wartawan radio xxx tadi punya kebiasaan menodongkan handphone atau hp ke spiker dan disiarkan langsung di radionya. Akibatnya, sinyal dari hp si wartawan radio ini seringkali mengganggu sinyal alat rekam teman-teman wartawan lain yang juga sedang menodongkan alat rekamnya ke spiker yang sama. (Terlepas dari gangguan itu, saya harus akui ide radio xxx untuk melakukan siaran langsung dengan cara itu sangatlah kreatif.)



Masalahnya, belum semua penyelenggara acara yang melibatkan wartawan, punya kesadaran atau pemahaman untuk menyediakan speaker di lokasi strategis yang bisa digunakan oleh wartawan, khususnya wartawan radio. Beberapa hotel berbintang misalnya lebih mengandalkan spiker permanen yang biasanya terpasang di langit-langit. Mereka pikir itu sudah cukup, padahal hasilnya rekamannya seringkali tidak maksimal. Tak heran kalau kemudian kami wartawan menanyakan dimana spikernya, mereka terbengong-bengong.


Dan Satu tips lagi. Kalau anda tidak menemukan spiker, sebenarnya masih ada cara lain. Biasanya hotel atau gedung pertemuan memiliki control room dimana mereka mengatur sound system yang digunakan untuk acara tersebut. Nah, mereka biasanya juga punya monitor kecil yang bisa anda gunakan untuk meletakkan alat rekam anda di sana. Lebih bagus lagi kalau mereka menyediakan output audio yang tinggal anda hubungkan dengan kabel ke alat rekam anda. Suaranya dijamin bagus dan bebas gangguan dari suara-suara luar.


Terakhir, ini tips buat para penyelenggara seminar atau acara yang mengundang media atau pers. Sediakanlah spiker khusus untuk kami para wartawan, khususnya wartawan radio. Lebih bagus lagi kalau anda bisa menyediakan jalur output audio khusus yang bisa kami sambungkan dengan kabel audio ke alat rekam kami. Hasil liputan acara anda pun tentu akan lebih bagus lagi.Betul begitu ?

Tidak ada komentar: